Terletak di kabupaten Bantul, Yogyakarta, Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto menawarkan sebuah perjalanan melalui sejarah salah satu tokoh paling berpengaruh di Indonesia.
Museum ini didedikasikan untuk mengenang dan menghormati kehidupan serta karier HM Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia.
Pengunjung akan diajak untuk mengeksplorasi berbagai eksibit yang menggambarkan dari masa kecil hingga masa kepemimpinannya, termasuk koleksi pribadi, foto, dan dokumen penting yang berkaitan dengan periode kepemimpinannya.
Museum ini tidak hanya sebagai tempat untuk mengenang, tapi juga sebagai sarana edukatif yang menyediakan wawasan mendalam tentang perjalanan politik dan kehidupan pribadi Soeharto.
Ideal bagi para sejarawan, akademisi, maupun masyarakat umum yang ingin memahami lebih dalam tentang sejarah modern Indonesia.
Keunikan Memorial Jenderal Besar HM Soeharto
Memorial Jenderal Besar HM Soeharto di Bantul, Yogyakarta, menawarkan wawasan mendalam tentang kehidupan dan karier salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia.
Museum Jogja ini adalah tempat yang ideal bagi para sejarawan, pelajar, dan siapa saja yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang dinamika politik dan sosial Indonesia pada masa lalu.
1. Patung Soeharto di Museum
Saat memasuki kompleks Museum Jenderal Besar HM Soeharto, pengunjung akan disambut oleh sebuah patung besar Soeharto yang terletak di bagian depan. Di belakang patung, terdapat sebuah joglo yang digunakan untuk menayangkan film tentang kehidupan Soeharto.
Di dalam joglo ini, pengunjung akan diajak menelusuri tonggak-tonggak penting dalam perjalanan hidup Soeharto melalui visualisasi multimedia yang canggih dan tata ruang yang artistik, memberikan pengalaman seakan berjalan melintasi lorong waktu.
Selasar berikutnya menyuguhkan karya-karya yang diwujudkan dalam bentuk rol film dan multimedia interaktif yang menampilkan informasi detail tentang museum dan koleksinya.
2. Selasar Serangan Umum 1 Maret
Lebih lanjut di museum, terdapat Selasar Serangan Umum 1 Maret 1949. Di area ini, pengunjung akan menemukan diorama interaktif dan foto dokumentasi mengenai peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Lanjut ke Selasar Trikora/Operasi Mandala, tempat ini mengeksplorasi karier militer Soeharto, khususnya ketika karirnya mencapai puncak setelah ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Panglima Komando Mandala untuk Tri Komando Rakyat (Trikora) dalam upaya pembebasan Irian Barat.
Pengunjung dapat melihat dokumentasi foto dan film serta diorama yang menggambarkan kepemimpinan Mayor Jenderal Soeharto dalam operasi militer tersebut.
3. Selasar Kesaktian Pancasila
Di Selasar Kesaktian Pancasila, pengunjung akan diajak memahami peran penting Pancasila dalam mengatasi krisis nasional yang terjadi akibat pengkhianatan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) selama peristiwa G30S pada tahun 1965.
Berbekal Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno, Jenderal Soeharto bertindak tegas dengan membubarkan PKI dan melarang semua ajaran Marxisme-Komunisme, yang dianggap mengancam ideologi negara.
4. Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto
Museum ini tidak hanya mengenang tindakan Soeharto pasca G30S, tetapi juga fokus pada upaya beliau dalam memulihkan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik Indonesia pasca tragedi tersebut.
Jenderal Besar HM Soeharto dianggap memiliki kontribusi besar dalam menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman komunis yang berusaha mengubah falsafah negara dari Pancasila.
Museum ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan memperlihatkan peran vital Soeharto dalam momen kritis sejarah Indonesia.
5. Selasar Masa Pembangunan
Selasar Masa Pembangunan di museum ini mengisahkan perjalanan Soeharto yang naik ke puncak kepemimpinan nasional setelah tragedi G30S/PKI dan keberhasilannya dalam memulihkan stabilitas nasional.
Era Orde Baru di bawah kepemimpinannya dianggap sebagai masa di mana harapan baru bagi bangsa Indonesia mulai terbentuk. Pengunjung dapat menyaksikan foto, video, dan visualisasi yang menggambarkan berbagai keberhasilan Soeharto selama masa pemerintahannya.
Selain itu, dipamerkan juga momen bersejarah dan dokumen penting saat Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden RI pada 21 Mei 1998.
Di museum ini juga terdapat Gedung Notosudiro, sebuah bangunan rumah tradisional Jawa, yang diambil dari nama eyang buyut Soeharto.
Bangunan ini berfungsi sebagai tempat persinggahan bagi tamu dan keluarga, dan di bagian depannya terdapat perpustakaan yang menyediakan koleksi buku tentang Soeharto untuk dibaca oleh pengunjung.
Informasi Kunjungan ke Memorial Jenderal Besar HM Soeharto
Lokasi: Memorial Jenderal Besar HM Soeharto berada di Dusun Kemusuk, Jl. Kemusuk Utara, Jl. Nulis-Puluhan, Srontakan, Argomulyo, Kec. Sedayu, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rute Perjalanan: Untuk mencapai museum ini dari Tugu Jogja, pengunjung bisa mengambil rute Jl. Godean/Jl. Ngapak-Kentheng. Selanjutnya, ikuti jalan raya dan belok ke kiri melewati Kebon Argo Yogyakarta Mitra.
Lanjutkan perjalanan dengan belok ke kanan ke Jl. Bibis/Jl. Nulis-Puluhan/Jl. Pirak-Pathukan. Terus ikuti jalan raya menuju Jl. Kemusuk-Sawo dan berakhir di Jl. Kemusuk Utara di Srontakan.
Perjalanan ke objek Wisata Bantul ini hanya membutuhkan waktu sekitar 24 menit menggunakan kendaraan dari pusat kota.
Jam Operasional: Museum buka setiap hari Senin hingga Sabtu, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Museum tutup pada hari Minggu.
Harga Tiket Masuk: Tidak ada biaya tiket masuk, pengunjungan ke museum ini gratis.
Tempat ini sangat cocok bagi para penggemar sejarah yang ingin mendalami lebih jauh tentang kehidupan dan kepemimpinan Jenderal Besar HM Soeharto.